Kamis, 26 Mei 2011

Menggali Nilai-Nilai Budi Pekerti Luhur Dari Keterbukaan

          Untuk memenuhi kehidupan yang sesuai dengan tuntutan reformasi satu diantaranya harus diadakan transparasi dan jaminan keadilan disegala bidang kehidupan kalau ingin mempertahankan kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Salah satu hal yang bisa mewujudkan hal itu adalah dengan selalu mengembangkan sikap keterbukaan antara warga Indonesia di dalam melaksanakan kehidupannya. Di dalam kehidupan masyarakat sangat sering kita jumpai tidak adanya rasa atau sifat saling keterbukaan sengan anggota masyarakat sehingga sering terjadi penyimpangan-penyimpangan diantaranya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
            Dari penjelasan di atas keterbukaan sangat diperlukan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam kehidupan berumah tangga, dalam organisasi sekecil apapun haruslah memiliki asas keterbukaan agar ada kepercayaan dari yang memimpin dengan pemimpinnya. Keterbukaan merupakan sikap bijak, rendah hati, adil, menerima pendapat oramng lain, memaafkan kesalahan orang lain dengan lapang dada, bertoleransi, tattwamasi, melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang dinikmati dan dikatakannya.
            Keterbukaan juga diperlukan untuk menciptakan rasa keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat karena dengan keterbukaan sesorang akan mau menerima segala sesuatu kelebihan yang dimiliki oleh orang lain dan tidak akan menganggap orang lain tersebut selalu ada di bawahnya.
            Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W. J. S Poerwadarminta menyebutkan keterbukaan adalah “hal terbuka” ; perasaan yang terbuka.
Menurut UU. No. 28 tahun 1999 yang dimaksud dengan keterbukaan adalah sikap membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak azasi pribadi, golongan dan rahasia negara
Dari kedua penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa keterbukaan itu adalah sesuatu sikap yang dimiliki oleh manusia dimana mau mengungkapkan sesuatu yang bersifat jujur, sesuai dengan kenyataan yang terujadi dan mau menerima segala sesuatu yang dimiliki orang lain, baik itu kelebihan dari daya pikirnya maupun dari kelebihan fisiknya.
Selain itu keterbukaan juga berarti sifat jujur, rendah hati, dan mau menerima pwendapat orang lain. Jujur adalah tidak curang yang juga mengandung pengertian keikhlasan hati. Jujur berarti juga sesuai dengan apa yang dilakukan secara ikhlas. Sifat terus terang terbuka untuk menerima saran dan kritik dari orang lain sangat perlu dikembangkan dalam diri agar kita hidup di dalam masyarakat selalu tercipta hubungan.
Siukap keterbukaan yang sering kita jumpai di masyarakat mengandung ciri-ciri sebagai berikut.
1. adanya hubungan yang harmonis atau sikap toleransi antara anggota masyarakat.
2. adanya ketertiban dan keteraturan di dalam menjalankan peraturan-peraturan di  masyarakat.
3.  adanya rasa penuh tanggung jawab pada tugas dan pada Tuhan.
4. bersedia jadi saksi terhadap peristiwa yang terjadi secara jujur, sesuai dengan sebenarnya.
5. bersedia diperiksa apabila ada indikasi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang terjadi di dalam masyarakat.
6. adanya akuntabilitas (pertanggungjawaban).
Selain ciri-ciri diatas sifat keterbukaan ada lima wujud yang harus kita laksanakan :
·      Sifat keterbukaan dan keterusterangan atas apa yang kita pikirkan (satya hredaya)
·      Sifat keterbukaan dan keterusterangan atas apa yang kita katakan (satya wacana)
·      Sifat keterbukaan dan keterusterangan atas apa yang kita lakukan (satya laksana)
·      Sifat keterbukaan dan keterusterangan atas apa yang kita sepakati (satya semaya)
·      Sifat keterbukaan atas saran dan kritik dari orang lain (satya mitra)
Sifat keterbukaan yang perlu dipertahankan namun harus disesuaikan dengahn desa, kala, patra, sebab tidak jarang keterbukaan bisa juga mendatangkan kerugian tau hal-hal yang tidak diinginkan. I tulah sebabnya kadang-kadang dalam situasi dan kondisi tertentu kita tidak boleh jujur atau terbuka. Jadi ada kebohongan yang dibenarkan. Sikap keterbukaan akan dapat membentuk sikap mental yang berbudi pekerti luhur, seperti tidak mementingkan diri sendiri atau kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, saling menghargai, saling menghormati, dan saling bersikap transparan apabila sikap keterbukaan dapat ditumbuh kembangkan dalam diri setiap orang maka tidak ada yang namanya korupsi, dan tidak ada lembaga pemberantasan korupsi yang disebut ICW.
Sikap keterbukaan hendaknya mulai ditanamkan dari keluarga dan pda akhir pada Negara. Karena dengan keterbukaan terhadap diri seseorang yang maknanya luhur akan selalu mendatangkan yang namanya kedamaian sebab diantara sikap keterbukaan tersebut tercermin saling menghargai dan saling menghormati.


Rabu, 25 Mei 2011

FISIOLOGI KARDIOVASKULER DAN PERNAPASAN


            Fungsi sistem jantung adalah mengantarkan oksigen, nutrien, dan substansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolisme seluler melalui pompa jantung, sistem vaskular sirkulasi, dan integrasi sistem lainnya. (misalnya sistem pernapasan, pencernaan, dan ginjal) (McCance dan Huether, 1994)
            Struktur dan Fungsi
            Ventrikel kanan memompa darah melalui sirkulasi pulmonar, sedangkan ventrikel kiri memompa darah ke sirkulasi sistemik yang menyediakan oksigen dan nutrien ke jaringan dan membuang sampah dari tubuh. Sistem sirkulasi mensuplai gas pernapasan, nutrien, dan produk sampah antara darah dan jaringan.
            Pompa Miokard
            Kerja pompa jantung sangat penting untuk mempertahankan aliran oksigen. Efektifitas pompa yang menurun, seperti yang terjadi pada penyakit arteri koroner dan kondisi kardiomiopati, menyebabkan volume curah jantung menurun, volume darah yang dikerluarkan dari ventrikel menurun. Pendarahan dan dehidrasi menurunkan kefektifan pompa dengan menurunkan volume darah yang dikeluarkan dari ventrikel.
            Kamar jantung diisi selama diastole dan dikosongkan selama sistole. Kefektifan keadaan diastolik dan sistolik dalam siklus jantung dapat dikaji dengan memantau tekanan darah klien.
            Serabut otot jantung (miokard) memiliki kontraktil yang memungkinkan akan meregang selama proses pengisian darah. Pada jantung yang sehat, regangan ini secara proporsional berhubungan dengan kekuatan kontraksi. Saat miokard meregang, maka kekuatan kontraksi berikutnya akan meningkat. Peristiwa ini dikenal dengan hukum jantung Frank-Starling (Starling). Pada jantung yang mengalami gangguan, hukum Starling tidak berlaku karena tegangan miokard diluar batas fisiologis jantung. Respons kontraktil yang berikutnya mengakibatkan insufisiensi semprotan vertikular (volume) dan darah mulai terkumpul di paru-paru (gagal jantung kiri) atau sirkulasi sistemik (gagal jantung kanan)
            Fisiologi Pernapasan
           Sebagian besar Sel dalam tubuh mempeeroleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan oksigen dan pembuangan karbondioksida. Pertukaran gas pernapasan terjadi antara udara dilingkungan dan darah. Terdapat tiga langkah dalam proses oksigenasi, yaitu : ventilasi, perfusi, dan difusi. Supaya pertukaran gas dapat terjadi, organ, saraf, dan otot pernapasan harus utuh dan sistem saraf pusat mampu mengatur siklus pernapasan.
            Struktur dan Fungsi
            Pernapasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi paru. Otot-otot pernapasan, ruang pleura, dan alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas pernapasan.
            Kerja Pernapasan
            Pernapasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membuat paru berkontraksi. Kerja pernapasan ditentukan oleh tingkat kompliansi paru, tahanan jalan napas, keberadaan ekspirasi yang aktif dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
            Kompliansi merupakan kemampuan paru distensi (Dettenmeier, 1992) atau mengembang sebagai respons terhadap peningkatan tekanan intraalveolar. Kompliansi menurun pada penyakit, seperti edema pulmonar, interstisial, fibrosis pleura dan kelainan struktur traumatik atau kongenital, seperti kifosis atau fraktur iga.
            Surfaktan merupakan zat kimia yang diproduksi di paru oleh sel tipe dua alveolar yang mempertahankan tegangan permukaan alveoli dan mencegahnya kolaps.
            Tahanan jalan napas merupakan perbedaan tekanan antara mulut dan alveoli terkait dengan kecepatan aliran gas yang diinspirasi. Tahanan jalan napas dapat mengalami peningkatan akibat obstruksi jalan napas, penyakit di jalan napas kecil (seperti asma), dan edema trakeal.Jika tahanan meningkat, jumlah udara yang melalui jalan napas anatomis menurun

Pendekatan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigen (Difusi, ventilasi, transportasi, dan respirasi dalam sel)
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Ventilasi
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakkan gas ke dalam dan keluar paru-paru. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis dan persarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diafragma. Diafragma dipersarafai oleh saraf frenik, yaitu keluar dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
Difusi
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membran.
Peningkatan ketebalan membran merintangi proses difusi karena hal tersebut dapat membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membran tersebut. Klien yang mengalami edema pulmonar, infiltrasi pulmonar, atau efusi pulmonar memiliki ketebalan membran alveolarkapiler yang meningkat akan mengakibatkan proses difusi yang lambat, pertukaran gas pernapasan yang lambat dan menganggu proses pengiriman oksigen ke jaringan.
Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai akibat suatu penyakit kronik (mis.pneumothoraks), atau proses pembedahan (mis. Lobektomi). Apabila alveoli yang berfungsi lebih sedikit, maka daerah permukaan menjadi berkurang.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a.       Luas permukaan paru
b.      Tebal membran respirasi
c.   Jumlah darah
d.  Keadaan/jumlah kapiler darah
f.  Waktu adanya udara di alveoli
Transportasi
Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
  
Faktor yang Mempengaruhi Oksigenasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
6. Perubahan atau gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu :
a.  Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c.  Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.
             Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.
7. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.
8. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).
9. Faktor Fisiologis
Setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara langsung akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Klasifikasi umum gangguan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer. Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi, dan hipoksia.
 Dalam faktor fisiologis juga meliputi :
a)      Penurunan kapasitas pembawa oksigen
b)      Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c)      Hipovolemia
d)     Peningkatan laju metabolisme
e)      Kondisi yang mempengaruhi gerak dinding dada, terdiri dari ;
·      Kehamilan
·      Obesitas
·      Kelainan Muskuloskeletal
·      Konfigurasi struktural yang abnormal
·      Trauma
·      Penyakit otot
·      Penyakit sistem persarafan
·      Perubahan sistem saraf pusat
·      Pengaruh penykit kronik

Perubahan Fungsi Pernapasan
Perubahan dalam fungsi pernapasan disebabkan penyakit dan kondisi-kondisi yang mempengaruhi ventilasi atau transpor oksigen. Ketiga perubahan primer tersebut adalah hiperventilasi, hipoventilasi, dan hipoksia.
a)      Hiperventilasi
Merupakan suatu kondisi ventilasi, yang berlebihan, yang dibutuhkan untuk mengeliminasi karbondiaksida normal di vena, yang diproduksi melalui metabolisme selular. Ini disebabkan oleh ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam-basa, dan hipoksia yang terkait dengan embolus paru atau syok.
Ansietas akut dapat mengarah kepada hiperventilasi dan menyebabkan kehilangan kesadaran akibat ekshalasi karbon dioksida yang berlebihan. Demam menyebabkan hiperventilasi. Untuk setiap peningkatan satu derajat Fahrenheit, terdapat peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 7%, sehingga menyebabkan peningkatan produksi karbon dioksida. Respon klinis yang dihasilkan ialah peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan.
Hiperventilasi juga disebabkan kimiawi.Keracunan salisilat (aspirin) menyebabkan kelebihan stimulasi pada pusat pernapasan karena tubuh berusaha mengompensasi kelebihan karbon dioksida. Amfetamin juga meningkatkan ventilasi dengan meningkatkan produksi karbondioksida.
Hiperventilasi juga dapat terjadi ketika tubuh berusaha mengompensasi asidosis metabolik dengan memperoduksi alkalosis respiratorik. Ventilasi meningkat untuk menurunkan jumlah karbon dioksida yang tersedia untuk membentuk asam karbonat.
Hiperventilasi alveolar menghasilkan banyak tanda dan gejala yang dapat dikaji. Hemoglobin tidak membebaskan oksigen ke jaringan dengan mudah sehingga terjadi hipoksia jaringan. Apabila gejala memburuk, klien menjadi lebih terganggu, yang pada tahap lanjut akan meningkatkan frekuensi pernapasan dan menyebabkan alkalosis respiratorik.
b)     Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh atau mengeliminasi karbondioksida secara adekuat. Apabila ventilasi alveolar menurun, maka PaCO2 akan meningkat. Atelektasis akan menghasilkan hipoventilasi. Atelektasis merupakan kolaps alveoli yang mencegah pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam pernapasan. Karena alveolikolaps, maka paru yang diventilasi lebih sedikit dan menyebabkan hipoventilasi.
c)      Hipoksia
Merupakan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan. Ini disebabkan akibat defisiensi penghantar oksigen di selular. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
1)   Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darah yang membawa oksigen
2)   Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3)   Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari darah
4)   Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah
5)   Perfusi darah
6)   Kerusakan ventilasi
Tanda dan gejala klini8s hipoksia termasuk rasa cemas, gelisah, tidak mampu berkonsentrasi, penurunan tingkat kesadaran, pusing, perubahan prilaku. Klien yang mengalami hipoksia tidak mampu berbaring, tampak letih dan gelisah. Perubahan tanda vital meliputi peningkatan frekuensi nadi dan peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan. Selama tahap awal hipoksia, tekanan darahy meningkat, kecuali jika kondisi tersebut disebabkan syok. Seiring dengan semakin memburuknya hipoksia, maka frekuensi pernapasan menurun sebagai akibat keletihan otot pernapasan.
d)     Sianosis
Merupakan suatu perubahan warna kulit dan membran mukosa menjadi kebiruan akibat adanya hemoglobin yang tersaturasi di kapiler, merupakan tanda hipoksia tahap lanjut. Ada tidaknya sianosis bukan merupakan alat pengukur status oksigenasi yang dapat dipercaya. Sianosis pusat, yang terlihat di lidah, palatum mole, dan konjungtiva mata, tempat alirah darah tinggi, mengindikasikan hipoksemia. Sianosis perifer, yang terlihat pada ekstremitas, bantalan kuku, dan daun telinga seringkali merupakan akibat vasokontriksi dan aliran darah yang mengalami stagnansi. 
Hipoksia merupakan kondisi yang mengancam kehidupan. Apabila tidak ditangani, kondisi ini menyebabkan disritmia jantung, yang mengakibatkan kematian. Hipoksia ditangani dengan pemberian oksigen dan mengobati penyebab yang mendasari hipoksia, seperti obstruksi jalan napas.

Senin, 23 Mei 2011

Bahaya Tidur Mendengkur

Setiap orang pasti akan membutuhkan yang namanya istirahat dan tidur karena istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda unruk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas.
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berarti suatu keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Terkadang saat tidur kita tidak menyadari dengan adanya dengkuran, banyak yang beranggapan bahwa tidur mendengkur dapat mengukur apakah orang itu sudah tertidur nyenyak ataukah tidak. Tidur mendengkur ternyata cukup berbahaya karena pada saat mendengkur maka yang akan terjadi suplai oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu akibat dari adanya penyempitan saluran nafas. Ciri dengkuran yang berbahaya tersebut adalah dengkuran terdengar keras lalu tiba-tiba terputus dan dilanjutkan kembali dengan hentakan napas. Saat terjadi situasi seperti itu seluruh organ tubuh kita akan bekerja lebih keras, termasuk jantung dan otak. Apabila gangguan kekurangan suplai oksigen berlangsung lama, pada saat tidur tubuh akan kekurangan oksigen akibatnya nyawa kita akan terancam, selain itu jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi tubuh dan otak bekerja keras agar kita tersadar dari tidur sehingga pernapasan yang berhenti bisa dilanjutkan lagi bila berlangsung dalam jangka panjang orang tersebut akan mudah terserang penyakit berbahaya seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), stroke, dan juga penyakit jantung. Hal ini disebabkan karena jantung dan otak akan mengalami kelelahan dan mudah rusak akibat sering dipaksa bekerja keras.  Selain dampak berbahaya tersebut, mendengkur juga dapat menyebabkan tidur menjadi tidak sempurna sehingga selalu muncul rasa kantuk dan rasa lelah yang berlebihan di siang hari, munculnya berbagai penyakit, seperti mudah lupa, sakit kepala, darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung.
Jika dikaitkan dengan paradigma sehat HL Blum maka tidur mendengkur berkaitan dengan hidup sehat dan juga prilaku masyarakat. Hidup sehat itu sendiri yakni kurangnya kesadaran kita untuk menjaga kesehatan baik itu dengan mengkonsumsi makanan yang sehat serta berolahraga yang cukup sehingga tidak terjadi kegemukan atau berat badan yang berlebihan hal ini dapat mengakibatkan penyebab terjadinya dengkuran, karena salah satu faktor yang memicu terjadinya dengkuran adalah berat badan yang berlebihan. Jika kita memiliki lipatan lemak disekitar leher, karena lipatan lemak disekitar leher membuat aliran udara menjadi terhambat sehingga dapat menjadikan kita tidur mendengkur. Selain itu, bisa mengakibatkan gangguan pernapasan yang bisa menyebabkan kematian. Prilaku masyarakat yang merujuk kepada sistem sosial yakni perilaku-perilaku seseorang  juga mempengaruhi terjadinya tidur mendengkur seperti mengkonsumsi alkohol dan merokok. Mengkonsumsi alkohol dapat menjadikan kita lebih rileks, tetapi dapat melemahkan sistem saraf dibagian rahang dan tenggorokan. Melemahnya sistem saraf dapat membuat jalan nafas menjadi berbunyi atau mendengkur saat tidur, dan keadaan itu dapat memacu kesulitan saat tidur yang akan berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Selain itu dengan merokok dapat membuat pernapasan tertutup oleh zat-zat yang berasal dari rokok, dan itu membuat kita kesulitan bernapas saat tidur dan mengakibatkan kita tidur mendengkur.
Jika dilihat dari frekuensinya, mendengkur merupakan sebuah gangguan tidur yang bisa menimbulkan baik konsekuensi medis maupun sosial. Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menghentikan dengkur, yakni posisi tidur. Sebaiknya kita berada dalam posisi miring saat tidur. Hal itu membuat aliran udara di seluruh tubuh menjadi lebih lancar dan menghindari terjadinya dengkuran. Jika kita berada dalam posisi tengkurap, perut dan leher akan mengalami tekanan, dan membuat udara sulit mengalir dan mengalamai sumbatan, dan yang terjadi kemudian kita akan mengeluarkan suara dengkuran. Tidur teratur, tidur cukup dan teratur adalah salah satu cara untuk menghentikan dengkuran. Usahakan untuk tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya. Mengangkat kepala saat tidur, tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi membuat kita lebih mudah bernapas. Cobalah gunakan bantal yang agak tinggi saat tidur, hal itu akan membuat pernapasan menjadi lebih lancar dan mencegah terjadinya dengkuran. Kurangi berat badan, salah satu faktor yang memicu terjadinya dengkuran adalah berat badan yang berlebihan. Jika kita memiliki lipatan lemak disekitar leher, karena lipatan lemak disekitar leher membuat aliran udara menjadi terhambat sehingga dapat menjadikan kita tidur mendengkur. Kurangi konsumsi alkohol, mengkonsumsi alkohol dapat menjadikan kita lebih rileks, tetapi dapat melemahkan sistem saraf dibagian rahang dan tenggorokan. Melemahnya sistem saraf dapat membuat jalan nafas menjadi berbunyi atau mendengkur saat tidur, dan keadaan itu dapat memacu kesulitan saat tidur yang akan berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Berhenti merokok, merokok adalah salah satu penyebab mendengkur. Sistem pernapasan tertutup oleh zat-zat yang berasal dari rokok, dan hal itu membuat kita kesulitan bernapas saat tidur dan akhirnya mendengkur.